Kamis, 29 Oktober 2015

Unek-unek

Selamat malam penyihir hari?Semoga mantramu Melebur bersama Timah dan lapisi hati tua yang mulai berkarat.

Dalam gelap,ada harimau yang yang lapar akan kesetiaan,menerkam kala menerjang mimpi,dan mati meninggalkan prasasti.
Kukekalkan malam ini bersama luka,cinta dan racun masa lalu.

Dan setiap badai kan miliki nama mu cinta, dan setiap langit kan hujani dusta mu cinta.
Kebencian yang berlapiskan gula tetaplah kebencian.

Satu balada dari Baja untuk hati rapuhnya yang begitu cantik.Malam ini milikmu duhai peretak hati.
Kita hidup di Bumi ini tidak harus menjadi atau merasa paling bermoral,paling kaya,paling berpendidikan paling iman, paling suci. Semua manusia itu sama.

Ketidaksempurnaan membuat ia sempurna. Kekurangan membuat ia berkecukupan. Hanya kesetiaan yang akan membunuhnya.

Tak ada yang memiliki malam sepekat ini selain dirimu. Bersabarlah. Cahaya itu ada.
Malam bertaring, menerjang hingga ke tulang, sakit ini kekal ketika surga dirajah bencana.

Bagaimanapun,kamulah adalah kemarahan yang penuh kasih sayang.
Cahaya cinta berpijar,dendam bukan Mahkota. Kejarlah jawaban atas misteri hidup dan peristiwa yang akan getarkan istana.

Bisikan lirih sang Ratu,adil kepada pemberontak maalam: "menyerahlah kekasihku,dunia bukan milikmu lagi"
Ketika mata terpejam dan telinga tertutup,yang membedakan manusia dengan manusia lain adalah persepsi.

Dendam adalah penjara.Cinta adalah anugrah.kamu adalah anugrah yang terpenjara.
Begitu banyak Cinta didadaku,Begitu banyak api membakarnya

Meskipun dunia remukan hatiku,Mawar itu tak pernah lepas dari genggamaanku.
Satu kata dari Masa lalu,yang tersingkirkan dan terlupakan.Bayangan sempurna yang tak pernah kau temukan.

Sudah saatnya tiran itu runtuh,Demikian digma-dogma usangnya yaang mendewakan uang.
Cahaya kehidupan kadang begitu terik,menyilaukan hati dan pikiran.

Menarik jangkar,arungi badai di samudra mimpi. semoga pilumu temukan dermaga,
Tirai mala hiasi serambi puspa,kayuh rindu masa lalu dimana semua ada agar sampai didalam mimpi.Mungkin hanya itu yang bisa.
Kita tak memiliki satu abad untuk mendendam,tapi kita punya satu detik untuk memaafkan.

Hidup ini perang.berhentilah berpikir seperti serdadu dan mulailah berpikir sebagai panglima.
Dalam perang,pasti yang mati serdadu sementara para panglima minum teh bersama.Kenapa nda semua minum teh? teh kan murah. :-)


JRX_SID




Tidak ada komentar:

Posting Komentar